Australian Consulate-General
Makassar, Indonesia

Festival Internasional F8 Makassar yang Kedua

Dari tanggal 6 - 10 September 2017 Kota Makassar mengadakan Festival Internasional F8 Makassar yang kedua di Pantai Losari, yaitu kawasan umum pinggir laut yang panjangnya 1.3 kilometer dan yang terkenal atas pemandangan matahari terbenam yang indah sekali. Festival F8 meliputi campuran tema yang khas dan inklusif, yang diciptakan oleh Wali Kota Makassar yang dinamis, Pak Danny Pomanto. Temanya termasuk: fashion, film, food dan fruit, flora dan fauna, folk, fine arts, fusion music, dan fiction writers dan font (lihat http://f8makassar.com ). Bapak Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang bertugas membuka secara resmi festival F8 ini, mengatakan bahwa festival ini adalah yang terbesar di Indonesia.

Ciri khasnya festival ini adalah sifat inklusifnya: hampir semua orang akan mendapatkan sesuatu hiburan atau kegiatan yang menyenangkan. Di bawah naungan masing-masing tema ada bermacam-macam kegiatan. Dan untuk menambah lagi keramaian festival ini, sepanjang waterfront Pantai Losari terdapat juga ratusan kios yang menjual makanan, minuman, kain dan kerajinan tangan dan lain-lain dari seantero kepulauan Indonesia.

Tahun ini Konsulat-Jenderal Australia mendapat kesempatan mengadakan kios di festival F8. Kios kami mempromosikan pendidikan dan pariwisata Australia – dan juga mengikuti tema fine arts: kami memamerkan lukisan Aborigin Australia yang berjudul Bark Masters. Kami juga dibantu oleh sebuah perusahaan lokal yang memasang “Peeko Selfie Box” di kios kami: pengunjung dapat mengambil “selfie” yang langsung dicetak. Teknologi yang lama ini sangat populer, sehingga tak pandang umur atau jenis, semua orang mau ikut. Kami sangat berterimakasih bahwa Wali Kota Danny Pomanto juga bersedia mengunjungi kios kami dan mengambil selfie bersama saya dan Konsul-Jenderal India Pak Sunil – foto itu tidak perlu komentar lagi!

Pada malam pembukaan F8 di panggung utama kami menonton 1,000 anak sekolah berpakaian adat Makassar/Bugis bernyanyi dan dansa tradisional. Kemudian mereka menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan saya terpaku: sudah ratusan kali saya mendengar Indonesia Raya pada acara-acara resmi, tetapi kali ini lagunya sangat merdu, manis dan mengharukan.

Panggung utama yang berbentuk “huruf delapan” itu, menjadi tempat pameran fesyen yang mengesankan. Musiknya sangat dramatis, gaya rok dan pakaiannya luar biasa. Ada pertunjukan pula yang sangat indah oleh kelompok difabel dari seluruh Makassar. Kemudian malam pembukaan ini dimeriahkan oleh musik dan band dan penyanyi terkenal dari Jakarta dan tempat-tempat lain di Indonesia. Tetapi saya sudah capek, tak mampu bergadang lagi, sehingga harus pulang sekitar jam sebelas malam.

Tahun yang lalu Kota Makassar mengadakan festival F8 yang pertama, yang tentu saja waktu itu masih dalam tahap percobaan. Saat itu saya adalah diplomat asing yang paling senior yang hadir pada pembukaannya. Tetapi nampaknya festival F8 makin terkenal di antara kalangan diplomat di Jakarta, sehingga tahun ini saya “didesak” oleh tujuh Duta Besar, termasuk teman-teman dari Perancis, Selandia Baru dan Afghanistan. Minat dari luar negeri bertambah-tambah. Perancis misalnya, sediakan dua orang DJ yang mengagumkan penonton dengan tekniknya.

Seperti tahun yang lalu, tahun ini saya dipersilakan membuka pameran fine arts di Anjungan Mandar, sebelah utara Pantai Losari. Tempat ini sedikit lebih tenang dibandingkan pusat Pantai Losari, sehingga para seniman dengan mudah dapat memamerkan karya-karyanya. Pembukaan pameran ini termasuk pementasan tarian oleh mahasiswa laki-laki dari Universitas Negeri Makassar, jurusan sendratari. Tariannya menggunakan kain hitam dan putih, penarinya mengoleskan tubuhnya yang langsing itu dengan cat berwarna-warni sambil menari, dan kemudian menggunakan obor bambu untuk menjamahkan api keliling tubuhnya. Ada yang juga “bernapas api”, diiringi oleh kelompok pemusik tradisional. Di belakang mereka di langit yang makin berebut senja kelihatan juga empat pesawat TNI AU terbang-terbang – tim Jupiters, pesawat akrobat yang andal dan terkenal itu.

Sekitar 61 karya seni dipamerkan oleh seniman dari sekitar Sulawesi, dalam berbagai jenis gaya.

Seperti saya catatkan dalam blog yang dahulu (lihat http://makassar.consulate.gov.au/mksr/Blog_10.html ) festival mulai berkembang di mana-mana di Indonesia bagian timur. Banyak kota dan daerah berpendapat bahwa festival adalah cara yang bagus untuk menarik wisman dan wisnu, dan membantu perkembangan ekonomi lokal. Festival juga membantu membentuk “branding” untuk sebuah daerah atau kota, yang juga bisa menarik para investor. Saya pikir juga bahwa masyarakat setempat sangat ingin mengembangkan adat dan tradisi sendiri, karena memperkuat adat adalah cara untuk memperkuat rasa identitas dan harga diri.

Beberapa minggu yang lalu Wali Kota Makassar Pak Danny Pomanto mengatakan beliau menargetkan satu juta pengunjung selama lima hari Festival F8 yang kedua ini. Angka sementara menunjukkan bahwa target itu dengan mudah dilampaui karena masyarakat Makassar berbondong-bondong hadir ke F8. Dan manfaat kepada ekonomi lokal melampaui enam milyar rupiah. Semua hotel dekat Pantai Losari katanya penuh. Beberapa ribu pengunjung juga datang ke kios Australia (#AussieBanget). Festival ini pasti makin lama makin populer, jadi pengaturan kepadatan orang, manajemen massa dan lain-lain makin penting dalam perencanaannya.

Sebagai Konsul-Jenderal Australia di Makassar tentu saja saya ingin mempromosikan keandalan dan keahlian di Australia dalam mengadakan festival-festival berskala besar. Di Australia setiap tahun ada ratusan festival kota dan daerah (lihat http://www.australia.gov.au/about-australia/australian-story/festivals-in-australia ). Kepiawaian Australia dalam mengadakan festival berdasarkan pengalaman lebih dari tujuh puluh tahun dalam merencanakan dan mengadakan festival. Baik dari segi pengaturan massa, people-flow management, branding dan promosi, dan event-event dan hiburan massal yang bertaraf dunia, Australia punya kemampuannya. Manajer event dari Australia dapat memberikan nasihat tentang cara membiayai dan memperbesar festival-festival.

Kami dari Konsulat-Jenderal Australia dengan gembira akan terus bekerja sama dengan Kota Makassar untuk mengikuti Festival Internasional F8. Saya merasa yakin bahwa pada tahun 2018, Makassar International F8 Festival akan lebih besar, lebih bagus, dan keren banget!

                                                                                                                                                          ***